Selasa, 15 Maret 2016

Ledakan Bom Bunuh Diri di Ibukota Turki, 37 Meninggal dunia

Pihak berwenang Turki menyebutkan seseorang pelaku serangan bom mobil bunuh diri beraksi di ibukota, Ankara, hari Minggu (13/3). Serangan itu menewaskan sekurang-kurangnya 37 orang serta melukai 125 yang lain.



Beberapa petinggi Turki hari Senin (14/3) diprediksikan bakal menginformasikan rangkuman penyelidikan mereka tentang serangan bom hari Minggu (13/3) di ibukota, Ankara, yang menewaskan sekurang-kurangnya 37 orang serta mengundang kecaman dari semua dunia.
Pihak berwenang Turki menyebutkan seseorang pelaku serangan bom mobil bunuh diri beraksi di ibukota, Ankara, hari Minggu (13/3). Serangan itu menewaskan sekurang-kurangnya 37 orang serta melukai 125 yang lain. Ini adalah serangan ketiga yang menempa ibukota Turki dalam enam bln. terakhir.
Pengeboman hari Minggu itu berlangsung pada sore hari di pusat kota Ankara. Service darurat selekasnya tiba di tempat untuk menolong beberapa puluh orang yang terluka. Lokasi itu dilaporkan begitu padat, ditambah lagi dengan adanya banyak remaja yang barusan ikuti ujian nasional masuk kampus.
Belum ada yang mengakui bertanggungjawab serta beberapa petinggi Turki menyebutkan mereka memprediksi bakal menginformasikan hasil investigasi tentang ledakan itu pada hari Senin ini (14/3_.
Ledakan itu berlangsung di dekat Lapangan Kizilay, pusat perbelanjaan serta transportasi di dekat gedung-gedung pemerintah serta kedutaan-kedutaan asing. Menurut pihak berwenang, sumber ledakan yaitu satu bom mobil yang membidik warga sipil di satu halte bus.
“Perjuangan melawan terorisme yang kita kerjakan untuk membuat perdamaian untuk bangsa kita, untuk berlanjutnya demokrasi kita, untuk keutuhan serta integritas negara kita, akan tidak berhenti. Ini bakal berlanjut dengan tegas, ” kata Menteri Dalam Negeri Turki Efkan Ala.
Pemimpin partai politik pro-Kurdi Partai Demokrasi Rakyat, Selahattin Demirtas, mengecam keras pengeboman hari Minggu itu.
Walau demikian, militer Turki menyebutkan pesawat-pesawat tempurnya memperlancar 18 serangan hawa hari Senin yang membidik militan Kurdi di Irak Utara.
Pasukan Turki sudah memperlancar ofensif pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mulai sejak Juli, pada saat Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebutkan pertempuran bakal berlanjut sampai semuanya militan dikalahkan.
Turki berjuang menumpas PKK yang terlarang, yang sudah memperlancar perang gerilya sepanjang 30 th. untuk memperoleh otonomi Kurdi yang semakin besar di Turki Tenggara.
Ankara sudah dihantam sebagian serangan bom dalam sebagian bln. terakhir, termasuk juga serangan bom mobil Februari lantas yang menewaskan sekurang-kurangnya 29 orang. Pemerintah menuding seseorang lelaki Suriah yang berkaitan dengan bebrapa grup milisi Kurdi sebagai pelaku serangan itu.
Turki juga terserang oleh grup militan ISIS, yang dituding memperlancar serangan bom bunuh diri Oktober lantas pada suatu demonstrasi damai di Ankara, yang menewaskan kian lebih 100 orang. Itu yaitu serangan tunggal teroris yang paling banyak menewaskan korban mulai sejak Turki jadi negara moderen pada th. 1923.
Serangan hari Minggu tempo hari berlangsung dua hari sesudah Kedutaan Besar Amerika keluarkan peringatan keamanan tentang peluang gagasan serangan di pusat kota Ankara.
Amerika Serikat selekasnya mengutuk serangan itu serta menyatakan kembali “kemitraan kuatnya dengan Turki, sekutu Amerika di NATO, dalam melawan ancaman teroris yang dihadapi berbarengan. ” uh/lt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar